Cerita Rakyat
Sangkuriang dari Jawa Barat
Cerita
Rakyat Sangkuriang memiliki banyak sekali versi. Kakak sendiri sebelumnya sudah
memposting tiga versi yang lain dari cerita ini. Untuk posting sebelumnya
adik-adik dapat menemukan di link berikut Cerita Rakyat Tangkuban Perahu.
Banyaknya versi dari legenda sangkuriang menambah khasanah dari cerita rakyat
Sunda ini. Posting kali ini merupakan versi paling lengkap dan yang paling
kakak sukai. Penasaran? Yuk kita ikuti ceritanya.
Cerita Rakyat
Sangkuriang : Asal Muasa Tangkuban Perahu
Dongeng Tangkuban Perahu
– Legenda Jawa Barat
Dahulu kala di sebuah Khayangan. Ada seorang Dewa
dan Dewi membuat kesalahan di Khayangan. Mereka harus menjalani hukuman di
Bumi. Dan harus berbuat kebaikan. Keduanya berubah bentuk menjadi seekor Babi
dan seekor Anjing.
Babi hutan jelmaan Dewi bernama Wayung Hyang, dan seekor
Anjing jelmaan bernama Tumang. Babi hutan harus melakukan berbagai kebaikan di
dalam hutan. Dan anjing jelmaan Dewa itu mengabdi di sebuah kerajaan sebagai
Anjing pemburu pada seorang Raja bernama Sungging Perbangkara.
Cerita Rakyat Sangkuriang Tangkuban Perahu
Suatu hari, Raja
Sungging Perbangkara sedang berburu kehutan di tepi kerajaan. Seusai berburu
Raja Sumbing Perbangkara buang air kecil pada sebuah Daun Caring. Ia langsung
meninggalkan Daun Caring yang di dalamnya ada air kencingnya yang tergenang.
Setelah meninggalkan tempat itu, tiba-tiba datanglah seekor Babi yang sedang
kehausan. Kemudian meminum air kencing sang Raja tersebut. Tidak di sangka
Wayung Hyang hamil. Ternyata, air kencing Raja Sumbing Perbangkara mengandung
Sperma yang dapat menyebabkan Wayung Hyang hamil.
Beberapa bulan kemudian,
Wayung Hyang melahirkan seorang Putri yang sangat cantik jelita. Ia
membersihkan tubuh Bayi itu dengan cara menjilatinya. Kemudian, Wayung Hyang
langsung meletakkan Bayi itu di atas batu yang sangat besar di balik
semak-semak. Dan berharap Raja Sumbing Perbangkara dapat menemukannya.
Sumbing Perbangkara
sangat suka berburu dan kembali ke dalam hutan. Sungging Perbangkara yang
sedang memburu Kijang, mendengar suara tangisan Bayi. Ia mencari asal suara
tersebut dan di temani oleh Anjingnya bernama Tumang. Akhirnya, ia menemukan
Bayi perempuan itu. Ia sangat terkejut dan membawanya ke istana. Ia mengangkat
Bayi Perempuan tersebut sebagai anaknya dan diberi nama Dayang Sumbi
Waktu berjalan dengan
cepat. Dayang Sumbi tumbuh menjadi seorang putri yang sangat cantik jelita.
Dayang Sumbi sangat pandai menenun. Sehingga banyak pria yang berdatangan ke
istana untuk meminangnya. Namun, tidak satupun lamaran dari mereka di terima.
Dayang Sumbi tidak ingin
ada pertumpahan darah jika salah satu dari mereka di terima lamarannya.
Akhirnya, ia meminta ijin kepada ayahnya untuk mengasingkan diri dari kerajaan.
Awalnya, Sumbing Perbangkara tidak mengijinkan. Namun, akhirnya mengijinkan dan
di bawalah Anjing itu bersama putrinya.
Sang Raja, membuatkan
sebuah gubuk di pinggir hutan. Dayang Sumbi menghabiskan waktunya untuk
menenun.
Pada suatu malam, ketika
Dayang Sumbi sedang menenun, tiba-tiba gulungan benang terjatuh ke luar pondok.
Karena sudah malam, ia takut untuk mengambil gulungan benang tersebut. Tanpa ia
sadari, ia bersumpah. ‘’ Siapapun yang mengambilkan gulungan benang itu
untukku, jika perempuan akan aku jadikan sebagai saudara, sedangkan jika
laki-laki akan ku jadikan suami.’’
Tanpa ia sadari
sebelumnya, tiba-tiba datang seekor Anjing jantan berwarna hitam yang di
tugaskan Raja untuk menemani Dayang Sumbi menghampirinya, dan membawa gulungan
benang tersebut. Ia sangat terkejut. Namun, apa mau di kata, ia sudah bersumpah
dan harus menepati janjinya.
‘’ Baiklah, Tumang, aku
sudah berjanji dan aku harus menepatinya. Meskipun kamu seekor Anjing, aku
tetap mau menjadi istrimu.’’ Ujarnya.
Mendengar ucapan Dayang
Sumbi, Anjing hitam itu berubah menjadi Pemuda yang sangat tampan. Dayang Sumbi
sangat terkejut melihat pemuda tampan di depannya.
‘’ Heii, siapa kamu?
Mengapa tiba-tiba ada di gubukku?’’
‘’ Maaf, tuan putri.
Saya adalah jelmaan Dewa.’’ Jawab pemuda itu.
Dayang Sumbi dan Pemuda
tampan itu. Akhirnya menikah, keduanya sepakat untuk merahasiakan pernikahan
mereka kepada Raja Sungging Perbangkara. Kemanapun ia pergi, ia selalu di
temani oleh suaminya si Tumang. Tidak ada satu orangpun yang tahu bahwa si
Tumang adalah jelmaan Dewa, setiap malam purnama, Tumang berubah menjadi Pemuda
tampan.
Akhirnya, setelah satu
tahun mereka menikah. Dayang Sumbi melahirkan seorang anak laki-laki yang
sangat tampan. Dayang Sumbi akhirnya memberikan nama Sangkuriang. Dengan
berjalannya waktu Sangkurian tumbuh menjadi anak yang tampan, pandai, rajin dan
ia mulai mahir memanah dengan sangat baik. Sangkuriang sangat suka berburu ke
dalam hutan.
Suatu hari, Dayang Sumbi
menyuruh Sangkuriang untuk berburu Rusa ke hutan. Dayang Sumbi ingin sekali
memaka hati Rusa. Sangkuriang sangat berharap bisa mendapatkan hati seekor Rusa
untuk di berikan kepada ibunya. Sudah seharian ia berburu. Namun, tidak ada satu
ekor pun yang ia dapatkan. Tiba-tiba, ketika ia hendak pulang. Ia melihat
seekor Babi hutan Wayung Hyang melintas di depannya. Sangkuriang segera
mengarahkan panahnya. Namun, Wayunh Hyang berlari sangat gesit. Sangkuriang
sangat marah dan kesal dan memerintahkan Tumang untuk mengejarnya.
‘’ Tumang, Cepat kejar
Babi itu?’’ ujarnya dengan marah.
Tumang yang mengetahui
bahwa Babi buruannya tersebut adalah Wayung Hyang. Ia diam saja tidak menuruti
perintah Sangkuriang. Beberapa kali Sangkuriang berteriak. Namun, tumang tetap
tidak bergerak. Ia tambah kesal melihat tingkah si Tomang.
Sangkuriang sangat marah
kepada Tumang, dan mengarahkan anak panahnya. Tanpa sengaja. Ia melepaskan anak
panah itu dan mengenai kepala si Tumang. Anjing itu pun langsung mati seketika.
Sangkuriang merasa takut dan merasa bersalah. Lalu, ia mengambil hatinya. Ia
langsung membawa hati tersebut pulang ke rumah dan dberikan kepada ibunya.
Dayang Sumbi sangat gembira, ia mengira hati yang di berikan anaknya adalah
hati seekor rusa. Setelah di masak dan makan bersama, Dayang Sumbi tidak
melihat si Tumang dan menanyakannya.
‘’ Anakku, di mana
Tumang? Bukankah ia ikut pergi berburu bersamamu?’’ Tanya Dayang Sumbi.
Sangkuriang sangat
bingung dan tidak bisa berbohong. Akhirnya ia mengatakan dengan jujur.
‘’ Maaf bu, aku tidak
sengaja membunuhnya! Hati yang kita makan itu adalah hati si Tumang.’’ Jawabnya
dengan gelisah
Dayang Sumbi sangat
marah. Karena Sangkuriang sudah membunuh ayah kandungnya sendiri.
‘’ Apa yang kamu
katakana? Kamu sudah membunuhnya? Dasar anak tidak tahu diri kau!’’ seru Dayang
Sumbi sambil memukul kepalanya dengan sendok nasi dan mengeluarkan darah,
lukanya membekas dan tidak dapat hilang. Sangkuriang sangat sedih dan pergi
dari gubuk itu.
Cerita Rakyat
Sangkuriang Legenda Tangkuban Perahu
Dayang Sumbi, selalu
menunggu kedatangan putranya. Namun, ia tak kunjung datang. Ia merasa sangat
menyesal telah memukulnya dan membiarkan ia pergi dari rumah. Setiap hari ia
selalu berdoa untuk bertemu anaknya. Tuhan mengabulkan doanya. Ia di berikan
kecantikan yang abadi.
Sangkuriang berjalan di
tengah hutan dengan luka di kepalanya. Karena tidak kuat menahan rasa sakit. Ia
langsung pingsan. Ketika ia sadar, ia sangat terkejut dan melihat seorang Kakek
tua.
‘’ Kakek, siapa ? aku
ada dimana.” Tanyanya.
‘’ Tenanglah anak muda,
aku seorang petapa. Kakek menemukanmu pingsan dan terluka parah. Kamu sekarang
ada di dalam gua pertapaanku.’’ Jawabnya.
Perlahan Kakek tua itu
bertanya asal usul Sangkuriang. Namun, Sangkuriang tidak dapat mengingat masa
lalunya. Bahkan namanya sendiri. Ki Ageng memanggilnya dengan nama Jaka. Ki
Ageng merawat Sangkuriang sampai sembuh, dan mengajarinya ilmu bela diri dan kesaktian
mandraguna. Setelah beberapa tahun Sangkuriang belajar ilmu kesaktian dan
tumbuh menjadi Pemuda yang sangat tampan. Dengan kesaktiannya, ia dapat
memanggil mahluk-mahluk halus ( gaib )
Suatu hari, ia pergi
kedalam hutan. Ia berjalan mengikuti langkah kakinya, hingga ia sampai di
sebuah gubuk di tepi hutan. Karena ia merasa haus, ia meberanikan diri untuk
datang ke gubuk itu untuk meminta minum. Tak di sangka, penghuni gubuk itu
adalah gadis yang sangat cantik jelita. Gadis cantik itu adalah Dayang Sumbi
ibunya sendiri. Saat pertama kali melihat pemuda yang datang kerumahnya ia
tidak menyangka bahwa Jaka adalah anaknya Sangkuriang. Sangkuriang jatuh cinta
melihat Dayang sumbi yang sangat cantik itu. Dan ingin menjadikannya sebagai
istrinya.
Keesokan harinya. Jaka
pergi untuk berburu. Namun, sebelum ia berburu ia mampir ke gubuk untuk bertemu
Dayang Sumbi. Tanpa sengaja ikat kepalanya sedikit naik ke atas dan terlihatlah
bekas luka Jaka. Bekas luka itu sangat mirip dengan bekas luka yang dimiliki putranya.
Dayang Sumbi pun menanyakan bekas luka tersebut.
‘’ Kenapa ada bekas luka
di kepalamu Jaka?’’ Tanya Dayang Sumbi.
Namun, Jaka tidak dapat
mengingat masa lalunya. Ia hanya menceritakan pertemuannya dengan pertapa dan
ia di selamatkan saat terluka parah. Mendengar cerita tersebut, Dayang Sumbi
sangat terkejut. Dia yakinlah bahwa Jaka adalah anaknya sendiri Sangkuriang.
Dayang Sumbi pun merasa
sangat bingung, ia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Ia berusaha
menyakinkan Sangkuriang bahwa ia adalah ibunya. Namun, Sangkuriang tidak
percaya apa yang di ucapkan Dayang Sumbi. Melihat sikap putranya itu Dayang
Sumbi sangat bingung. Setiap hari ia berpikir bagaimana cara membatalkan
pernikahannya. Akhirnya, ia pun menemukan caranya, ia akan mengajukkan dua
syarat. Jika kedua syarat dapat di penuhi oleh Sangkuriang, ia akan menikah
dengannya. Namun, sebaliknya, jika gagal pernikahannya di batalkan. Suatu malam
Dayang Sumbi menyampaikan kedua syaratnya tersebut.
‘’ Jika kamu tetap ingin
menikah denganku, kamu harus memenuhi dua syarat.’’
‘’ Apakah syaratmu itu
Dayang Sumbi?’’
‘’ Kamu harus membuatkan
sebuah Danau dan perahu. Namun, danau dan perahu itu harus selesai sebelum
matahari terbit.’’ Jawabnya.
‘’ Baiklah, Dayang
Sumbi, kedua syarat mu akan aku penuhi.’’
Dengan menggunakan
kesaktiannya, Sangkuriang segera memanggil pasukkan mahluk-mahluk halus untuk
membantunya. Setelah mereka siap. Mereka mulai menggali tanah,dan menyusun
batu-batu besar untuk membendung aliran sungai. Kemudian mereka menebang
kayu-kayu yang sangat besar untuk membuat perahu.
Pada saat tengah malah,
secara diam-diam Dayang Sumbi melihat pekerjaan Sangkuriang dan pasukannya. Ia
sangat terkejut melihat danau dan perahu hampir selesai. Dayang Sumbi pun
sangat gelisah. Ia langsung berlari ke desa untuk meminta bantuan kepada
seluruh masyarakat. Akhirnya ia menggelar kain merah ke arah sebelah timur.
Setelah bebera saat ia menggelar kain tenun buatanya itu. Muncullah cahaya
kemerahan dari arah timur, seakan fajar mulai datang. Suara ayam jantan
berkokok. Mahluk halus melihat fajar kemerahan akan datang dan mendengar suara
Ayam berkokok mengira hati mulai pagi. Mereka pun pergi melarikan diri dan
meninggalkan danau dan perahu yang hampir selesai itu.
Saat mengetahui Dayang
Sumbi membohonginya, Sangkuriang sangat marah dan murka. Dengan kesaktianya ia
menjebol bendungan yang di buatnya bersama pasukannya. Sehingga terjadi banjir
yang sangat besar. Kemudian ia menendang perahu yang sudah hampir selesai itu
terbang dan jatuh menelungkep. Perahu itu kini menjelma menjadi sebuah gunung
yang di kenal dengan nama Tangkuban Perahu, yang artinya perahu terbalik.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Sangkuriang adalah
jangan memaksakan kehendak kita kepada orang lain, saling menghargai dan mau
menerima pendapat orang lain merupakan sifat yang terpuji.
0 Comments: